Lingkungan Kerja Yang Toxic Dan Cara Mengatasinya
Lingkungan kerja yang toxic itu nyata. Hal ini mungkin dialami oleh sebagian dari Anda. Misalnya, Anda takut membayangkan harus pergi bekerja besok, menghadapi bos yang sulit, beban kerja yang tidak masuk akal, atau rekan kerja yang kejam, ini semua adalah tanda lingkungan kerja yang toxic dan dapat berbahaya, yang secara signifikan memengaruhi kesehatan mental Anda.
Dari stres, insomnia dan depresi. Jadi sebelum itu terjadi pada Anda, penting untuk mengenali tanda-tanda lingkungan kerja yang toxic dan mengetahui kapan harus pergi.
Tanda-tanda lingkungan kerja yang toxic:
Lingkungan kerja yang toxic adalah lingkungan di mana Anda merasa tidak aman secara psikologis. Sering kali ada perasaan negatif, persaingan tidak sehat, dan agresi secara umum.
Penulis studi terbaru mendefinisikan lingkungan tempat kerja yang toxic sebagai berikut:
- Perilaku narsis
- Kepemimpinan ofensif atau agresif
- Gangguan
- Intimidasi
- Pengucilan
- Perilaku mengancam dari manajer dan rekan kerja
Ini adalah beberapa tanda yang dapat menciptakan atau berkontribusi pada lingkungan kerja yang toxic:
- Bos yang menyabotase karier Anda
- Gosip yang berlebihan
- Perilaku buruk
- Bos atau rekan kerja pasif agresif
- Pelecehan atau diskriminasi
- Agresi mikro (prasangka tidak langsung atau halus)
- Intimidasi
- Kondisi kerja yang tidak aman
- Kondisi kerja yang kejam (lingkungan kecemburuan untuk kesuksesan orang lain atau rekan kerja yang mencoba membuat Anda terlihat buruk)
- Kurangnya rasa hormat
- Kurangnya kesempatan untuk berkembang
- Beban kerja yang tidak realistis
- Bayaran rendah
- Jadwal yang tidak dapat diprediksi
- Rekan kerja lolos dari perilaku yang tidak pantas
- Kritik yang tidak membangun
- Bos yang terus menerus mengancam akan memecat karyawan
- Suasana umum negatif kronis
Bagaimana lingkungan kerja yang toxic dapat memengaruhi kesehatan mental?
Penelitian menunjukkan bahwa tempat kerja yang toxic termasuk pelecehan, intimidasi, dan pengucilan merupakan sumber ketegangan psikologis yang signifikan bagi karyawan dan dapat menyebabkan tingkat stres dan kelelahan yang tinggi.
Toksisitas ini juga dapat mendorong perilaku kontraproduktif di tempat kerja dan merusak efisiensi organisasi. Ini menyebabkan ketidakterlibatan di antara karyawan, menurunkan produktivitas, menghambat kreativitas dan inovasi, dan menghasilkan perputaran yang tinggi. Menurut laporan baru-baru ini oleh MIT Sloan Management Review, budaya kerja toxic 10 kali lebih mungkin menyebabkan karyawan berhenti dari pekerjaannya daripada upah rendah.
Faktanya, laporan tersebut menunjukkan bahwa lingkungan kerja yang toxic adalah alasan utama orang meninggalkan pekerjaan mereka bukan karena uang (seperti yang dipikirkan kebanyakan orang).
Tips menghadapi lingkungan kerja yang toxic
Ingat itu bukan salahmu:
Hal negatif dalam pekerjaan Anda bukanlah kesalahan Anda: Meskipun sikap positif dan pola pikir kolaboratif dapat membantu dalam beberapa kasus, ingatlah bahwa tidak banyak yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan budaya tempat kerja.
Istirahat makan siang di tempat lain: Pastikan untuk mengambil istirahat makan siang Anda di mana Anda dapat melarikan diri dari lingkungan kerja. Duduklah di alam sebanyak mungkin.
Tetapkan batas: Jangan takut melewatkan istirahat makan siang atau bekerja lembur tanpa bayaran. Jelaskan kepada atasan Anda bahwa Anda perlu istirahat dan cuti untuk memulihkan tenaga dan melakukan pekerjaan Anda dengan baik.
Jangan masuk kedalam drama: Cobalah untuk menjauh dari gosip atau rumor apa pun. Tidak ada hal positif yang akan datang darinya.
Tetap fokus pada tujuan Anda: Lakukan yang terbaik untuk tetap positif. Anda tidak akan berada di sini selamanya, dan Anda memiliki hal-hal yang lebih besar dan lebih baik di depan.
Miliki ritual setelah bekerja untuk mengangkat semangat Anda: Lakukan sesuatu setelah bekerja untuk menghilangkan hal-hal negatif. Anda bisa berjalan-jalan di alam, mandi air panas, atau menelepon teman.
Tetap dengan kolega tepercaya: Anda harus mempertahankan beberapa teman yang dipercaya sehingga Anda dapat saling mendukung dan curhat.
Jangan kompromikan nilai-nilai Anda: Jika seseorang di tempat kerja bersikap kasar kepada Anda, lakukan yang terbaik untuk tidak bereaksi seperti itu. Ini hanya akan memperburuk situasi.
Terlibat secara teratur dalam teknik koping: Bermeditasi, berlatih yoga, atau berolahraga setiap hari untuk membantu mengelola stres kronis.
Rencanakan tamasya Anda: Jika situasi kerja yang tidak sehat tidak segera membaik, mulailah mencari posisi baru. Temukan bos yang mendukung kesehatan mental Anda
Komentar
Posting Komentar